Nonakademik
Inilah Kriteria Penilaian Adiwiyata yang Terus Dikebut MAN 1 Pringsewu

Inilah Kriteria Penilaian Adiwiyata yang Terus Dikebut MAN 1 Pringsewu

inilah-kriteria-penilaian-adiwiyata-yang-terus-dikebut-man-1-pringsewu

Pringsewu – MAN 1 Pringsewu terus menggeber berbagai program strategis dalam upaya memenuhi kriteria penilaian Adiwiyata, sebagai madrasah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Beragam indikator telah dipenuhi dan terus disempurnakan sebagai bentuk komitmen kuat menuju madrasah hijau dan sehat.

Humas Adiwiyata MAN 1 Pringsewu, Eli Dwi Septina, Kamis (22/5/2025) mengungkapkan bahwa tim Adiwiyata madrasah saat ini tengah fokus menyelaraskan seluruh aspek penilaian yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Kami menargetkan semua indikator terpenuhi dengan baik, mulai dari pengintegrasian PBLHS dalam kurikulum hingga aksi nyata pengelolaan lingkungan,” ujarnya.

Rencana Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) telah disusun berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah dan analisis IPMLH. Dokumen ini melibatkan seluruh elemen madrasah, termasuk kepala madrasah, guru, peserta didik, dan komite sekolah.

Gerakan lingkungan ini tidak hanya berupa dokumen formal, tetapi diintegrasikan dalam KTSP dan 18 RPP, yang mencakup topik-topik seperti pengelolaan sampah, sanitasi, konservasi air dan energi, serta inovasi ramah lingkungan.

Secara rutin, madrasah melakukan aksi kebersihan seperti Jumat Bersih, lomba kebersihan kelas, serta perawatan fasilitas sanitasi dan drainase.

“Bukan hanya menjaga kebersihan, kami juga fokus pada pengurangan volume sampah,” jelas Eli.

Program daur ulang, pemilahan sampah, serta pembuatan kompos juga terus digiatkan. Lingkungan madrasah pun bebas dari penggunaan plastik dan Styrofoam, sejalan dengan kampanye ramah lingkungan yang digaungkan oleh kader Adiwiyata.

Kegiatan penghijauan turut dilakukan melalui penanaman dan pembibitan pohon yang melibatkan seluruh warga sekolah. Air bekas wudhu dan cuci tangan dimanfaatkan untuk kebutuhan lain, sebagai bagian dari konservasi air. Sementara itu, konservasi energi dilakukan dengan penggunaan alat hemat listrik dan pemanfaatan cahaya alami.

Ada juga karya inovatif dari guru dan siswa telah lahir sebagai wujud kreativitas lingkungan. Selain itu, kegiatan edukatif seperti kampanye bank sampah dan konservasi air juga menyasar masyarakat sekitar madrasah.

Eli menambahkan bahwa kader Adiwiyata aktif terus diberdayakan dalam berbagai aksi, mulai dari normalisasi saluran drainase, penanaman tanaman, hingga kampanye lingkungan.

“Kami juga rutin melakukan evaluasi dan pemantauan, melibatkan berbagai pihak internal dan eksternal,” ungkapnya.

Dengan kolaborasi bersama MAN 1 Pringsewu optimis meraih predikat Madrasah Adiwiyata. “Bagi kami, Adiwiyata bukan sekadar penghargaan, tapi budaya yang harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutup Eli.

0

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *