Nonakademik
Kakanwil Kemenag Lampung Letakkan Batu Pertama GSG MAN 1 Pringsewu

Kakanwil Kemenag Lampung Letakkan Batu Pertama GSG MAN 1 Pringsewu

Pringsewu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung H Juanda Naim melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Serba Guna (GSG) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pringsewu, Senin (24/1/2022). Bangunan GSG MAN 1 Pringsewu ini dibangun dengan dana sumbangan dari wali murid yang menghabiskan anggaran lebih dari 1 M yakni Rp. 1.189.785.000.

Saat memberi sambutan, Juanda mengapresiasi kiprah komite MAN 1 Pringsewu yang mampu menginisiasi pembangunan GSG yang terletak di kawasan perbukitan Pekon Fajar Agung Pringsewu ini. Ia juga memberi apresiasi kepada para wali murid MAN 1 Pringsewu yang telah kompak memberi dukungan terwujudnya GSG yang akan sangat bermanfaat bagi kegiatan pendidikan di madrasah tersebut.

“Sungguh terobosan yang luar biasa dilakukan oleh MAN 1 Pringsewu dengan tim komite yang menggagas pembangunan GSG ini. Saya optimis pembangunan yang direncanakan selesai dalam tahun 2022, jika dilakukan dengan kerjasama baik bisa diselesaikan cepat, dua atau tiga bulan selesai,” katanya.

Ia pun berharap kepada wali murid untuk dapat terus mendukung kelanjutan pembangunan GSG ini sampai dengan rampung. Ia tidak ingin langkah baik ini menghadapi kendala sehingga pembangunan tidak rampung sesuai dengan target. “Saya harap peletakan batu pertama ini bukan menjadi peletakan batu terakhir,” harapnya.

Juanda pun memberi contoh bagaimana sebuah kekompakan dari elemen di UIN Raden Intan Lampung yang mampu mendirikan masjid megah di dalam kampus dengan pendanaan dari internal dosen, pegawai, dan mahasiswanya. Berkat kerjasama yang baik, saat ini masjid yang diberi nama Safinatul Ulum tersebut mampu menjadi icon kebanggaan UIN raden Intan Lampung. ia berharap hal ini bisa menginspirasi pembangunan GSG ini.

Peran serta masyarakat inilah yang menurutnya perlu untuk diperkuat terus karena akan menjadi modal penting dalam pembangunan. Menurutnya, ada tiga hal atau komponen yang perlu saling bergandengan tangan dalam mewujudkan pembangunan. Tiga komponen tersebut adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan peran serta masyarakat.

“Ini (peran masyarakat) yang harus terus digelorakan agar para wali murid benar-benar memaksimalkan peran yang semata-mata semuanya untuk kebaikan anak didik kita,” ungkapnya.

Jika peran serta masyarakat benar-benar tumbuh, ia optimis ke depan sekolah dan madrasah tidak akan memiliki ketergantungan kepada Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Saya bermimpi ke depan, orang tua menolak BOS karena partisipasi masyarakat tinggi,” harapnya seraya mencontohkan beberapa sekolah di Lampung yang sudah mulai terlihat partisipasi wali murid yang tinggi dalam pendanaan sekolah atau madrasah.

Sementara Kepala MAN 1 Pringsewu Fathul Bari menjelaskan bahwa GSG tersebut akan sangat bermanfaat bagi kegiatan pembelajaran di madrasahnya. Selama ini, di MAN 1 Pringsewu belum memiliki ruangan yang luas yang bisa digunakan untuk kegiatan massal seperti olahraga dan pertemuan.

“Bangunan ini berukuran 20×36 meter yang didalamnya didesain untuk berbagai kegiatan seperti olah raga dan lain-lain,” jelasnya.

Sementara Ketua Komite MAN 1 Pringsewu Imron Jauhadi mengungkapkan keinginannya agar MAN 1 Pringsewu yang memiliki lokasi unik dan indah nantinya bisa menjadi madrasah wisata. Terlebih dengan dibangunnya GSG di lantai 4 madrasah yang berlokasi di perbukitan dengan pemandangan yang sangat indah tersebut.

“MAN 1 Pringsewu ini memiliki lima lantai di perbukitan. Selain bisa menjadi wahana olah raga bagi siswa dan guru, konstur lokasi di MAN 1 Pringsewu ini juga layak dijadikan madrasah wisata,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan dana dari Kakanwil Kemenag Lampung sebesar 10 Juta untuk membantu pembangunan GSG tersebut.

Peletakan batu pertama pembangunan GSG ini juga diwarnai dengan penanaman pohon penhijauan dan buah-buahan yang berada di sekitar bangunan GSG. Hal ini dilakukan untuk menghijaukan lingkungan sekaligus menguatkan lokasi tanah yang sebelumnya dilakukan perataan untuk lokasi bangunan. (Muhammad Faizin)

0

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *