
Mengintip Khidmat dan Meriahnya Lumora 29: The Last Flag Ceremony MAN 1 Pringsewu

Pringsewu—Suasana penuh khusyuk menyelimuti lapangan MAN 1 Pringsewu saat upacara bendera terakhir bagi siswa kelas XII digelar dalam rangkaian acara Lumora 29: The Last Flag Ceremony, Senin (10/2/2025). Acara yang berlangsung khidmat ini menjadi momen perpisahan simbolis bagi para siswa yang akan segera meninggalkan bangku madrasah.
Sejak pagi, siswa kelas X hingga XII telah berkumpul dengan mengenakan seragam lengkap. Para petugas upacara dari kelas XII tampil dengan penuh ketegasan dan kebanggaan, seolah ingin meninggalkan jejak terakhir mereka di lapangan yang selama ini menjadi saksi perjalanan akademik mereka.
Dengan iringan lagu kebangsaan yang menggema, seluruh peserta upacara berdiri tegak dalam keheningan yang penuh makna.
Setelah upacara resmi berakhir, acara dilanjutkan dengan sesi refleksi dan pesan dari perwakilan siswa kelas XII.
Mereka mengungkapkan rasa terima kasih kepada guru dan adik kelas, serta meninggalkan pesan motivasi agar tradisi unggul di MAN 1 Pringsewu tetap berlanjut.
Kepala MAN 1 Pringsewu, Fathul Bari, dalam pidatonya menegaskan bahwa The Last Flag Ceremony bukan hanya perpisahan seremonial, tetapi juga simbol kedewasaan dan kesiapan siswa kelas XII menghadapi tantangan di masa depan. Ia berharap para siswa dapat membawa ilmu dan nilai-nilai yang telah ditanamkan selama di madrasah ke jenjang yang lebih tinggi.
Rangkaian Lumora 29 ini tidak hanya menjadi ajang perpisahan, tetapi juga perayaan kebersamaan, loyalitas, dan kenangan yang akan selalu terpatri di hati setiap siswa.
Dengan diadakannya acara ini, ia berharap MAN 1 Pringsewu kembali menegaskan komitmennya dalam membentuk generasi yang berkarakter, berprestasi, dan siap melangkah ke masa depan dengan penuh keyakinan.
Inilah rangkaian acara yang digelar:
Pukul 07.00 WIB, seluruh siswa berkumpul untuk mengikuti upacara bendera terakhir. Dengan penuh khidmat, para siswa kelas XII mengikuti jalannya upacara yang diisi dengan amanat terakhir dari guru sebagai bentuk pesan perpisahan dan motivasi untuk melangkah ke masa depan.
Setelah upacara, suasana semakin hidup dengan berbagai penampilan dari siswa, mulai dari pembacaan puisi, doa, hingga lagu-lagu yang menggugah emosi. Momen ini semakin berkesan ketika ada penyampaian kesan dan pesan dari siswa kelas XII yang mencerminkan perjalanan mereka selama di madrasah.
Sekitar pukul 09.30 WIB, seluruh siswa kelas XII berkumpul untuk sesi foto angkatan. Dengan penuh semangat, mereka mengabadikan momen terakhir bersama di lingkungan sekolah, menciptakan kenangan yang akan selalu mereka ingat.
Sebagai simbol perpisahan, pukul 11.00 WIB siswa kelas XII membuat mozaik yang berisi nama atau nomor angkatan mereka. Karton warna-warni menghiasi lapangan, menciptakan karya seni yang menjadi bukti bahwa mereka pernah menjadi bagian dari sejarah MAN 1 Pringsewu.
Usai istirahat siang, acara berlanjut dengan kegiatan Membuat Lingkaran. Dalam suasana penuh nostalgia, siswa membentuk lingkaran besar dan menyanyikan lagu-lagu penuh makna, seperti Merakit Perahu dari HIVI dan Anak Sekolah dari Chrisye. Tak hanya bernyanyi, mereka juga melakukan koreografi sederhana yang mempererat kebersamaan.
Bagian paling emosional terjadi dalam sesi Sad Circle. Tiga siswa terpilih menyampaikan pesan menyentuh: ucapan terima kasih kepada sahabat, cerita tentang siswa paling lucu, serta harapan untuk masa depan. Sesi ini diiringi lagu-lagu yang menggugah perasaan, seperti You’re Gonna Live Forever in Me dari John Mayer dan Scott Street dari Phoebe Bridgers. Tak sedikit siswa yang menitikkan air mata, meresapi setiap kata dan pelukan perpisahan.
Sebagai penutup, suasana berubah menjadi lebih ceria dalam Uplift Happy – End Circle. Siswa kembali bernyanyi dan menari bersama diiringi lagu-lagu penuh semangat, seperti Terhebat dari Coboy Junior, Tujuh Belas dari Tulus, dan Laskar Pelangi dari Nidji. Untuk menambah kesan dramatis, sesi ini diwarnai dengan semprotan air dari tim pemadam kebakaran, menciptakan euforia tak terlupakan.
Acara Lumora 29 bukan sekadar perpisahan, tetapi juga perayaan kebersamaan dan perjalanan panjang yang telah dilalui bersama. Dengan momen-momen penuh makna ini, MAN 1 Pringsewu kembali membuktikan bahwa perpisahan bukanlah akhir, melainkan awal dari petualangan baru yang penuh harapan.